“Ghost” | KyuMin | Chap 5/? | No Yaoi | T | Romance, Hurt |

8

 

Cinta itu buta. Cinta tidak mengenal usia, gender, status, kedudukan, bahkan cinta tidak memperdulikan dirimu yang nyata atau hanya bayang semu.

GHOST

Casts Ó SM Entertainment, JYP Entertainment

by Kim Sun

Warn: typos, abal, pasaran, OOC

Siang itu begitu matahari bersinar begitu terik. Minhyun tengah sibuk melayani pengunjung di cafe tempatnya bekerja. Saat itu memang merupakan jam makan siang, tentu saja tak mengherankan jika cafe itu dipenuhi pengunjung yang akan menghabiskan waktu makan siang.

“Minhyun-ah, pesanan untuk meja tiga siap!” teriak seorang yeoja dari arah dapur.

“Ne!” Minhyun berteriak sambil berjalan cepat mengambil pesanan. Ia menaruh nampan dengan piring-piring berisi makanan di tangan kiri sedangkan nampan berisi gelas-gelas minuman di sebelah kanan. Ia sudah mahir melakukannya mengingat sudah hampir empat tahun ia bekeja di cafe itu. Berkat pekerjaan itulah ia bisa melanjutkan kuliahnya sampai lulus.

“Yoonnie, bantu aku mengantarkan pesanan untuk meja delapan!” teriak Minhyun pada teman kerjanya, Yoona.

“Ne!”

Pintu cafe kembali terbuka, menampakkan sepasang sejoli yang tengah begandengan tangan mesra.

“Eoseo oseyo,..” ucap Minhyun dan Yoona yang kebetulan berada di dekat pintu masuk. Mereka membungkukkan badan sopan pada pengunjung yang baru masuk itu.

Minhyun segera kembali ke dapur untuk menaruh piring kotor sedangkan Yoona melayani dua pengunjung itu.

“Minhyunnie, berikan ini pada Taeyeon eonni,” ujar Yoona sambil menyerahkan daftar pesanan pada Minhyun.

Minhyun segera menyerahkan kertas itu pada Taeyeon. Dia adalah koki yang bekerja di cafe Minhyun. “Ini pesanan untuk meja lima, Kim yorisanim.” Minhyun mengedipkan sebelah matanya pada Taeyeon, bermaksud menggoda koki cantik itu.

“Ya! Minhyunnie!” teriak Taeyeon sambil mengangkat penggorengan, berpura-pura akan memukul Minhyun dengan penggorengan. Minhyun hanya terkikik geli dan meninggalkan dapur.

Tak lama kemudian, terdengar teriakan dari arah dapur yang menandakan pesanan untuk meja lima sudah siap. Minhyun segera melesat ke dapur untuk mengambilnya dan menyerahkannya pada pengunjung yang duduk di meja lima.

“Ini pesanannya, silakan dinikmati,” ucap Minhyun sambil membungkukkan tubuhnya. Dan saat ia kembali menegakkan tubuhnya ia dikejutkan oleh sesosok namja yang tersenyum ke arah yeoja yang datang bersamanya.

“Vic, ini pesananmu. Cepat habiskan dan kita harus segera mencari toko yang bagus,” ucap namja itu sambil menyodorkan sepiring makanan ke arah yeoja di depannya.

Yeoja yang ada di hadapannya hanya tersenyum malu-malu dan menerima piring yang disodorkan namja itu. “Apa kau sudah tidak sabar ingin segera bertunangan denganku, Kyuhyunnie?”

B-bertunangan? Oh, rasanya dunia seakan runtuh.

Minhyun yakin sekali kalau namja yang ada di hadapannya ini adalah Cho Kyuhyun, arwah yang dua bulan lalu menghantui rumahnya dan meminta pertolongan padanya. Apa namja ini sudah melupakannya?

Dan apa-apaan pertunangan yang yeoja itu bicarakan? Apakah mereka berdua akan bertunangan? Minhyun tidak tau mengapa, tapi ia seperti merasa kesulitan bernafas.

“Agassi kenapa masih di sini? Ada yang kurang? Ah, kau mau uang tip? Ini ambillah.” Kyuhyun menyodorkan selembar uang sepuluh ribu won pada Minhyun.

‘Dia tidak mengingatku,’ batin Minhyun miris.

Ia menerima uang itu dan segera pergi dari sana. Ia menyembunyikan dirinya di dalam toilet. Entah kenapa ia merasa hatinya sakit saat mengetahui Kyuhyun tidak mengingatnya dan akan segera bertunangan dengan yeoja lain.

Setetes air mata turun membasahi pipi mulusnya.

‘Tidak! Aku tidak boleh menangis. Apa yang kutangiskan? Kyuhyun hanya namja bodoh yang meminta pertolongan padaku dan setelah itu ia pergi melanjutkan kehidupannya,’ batin Minhyun. Namun sekeras apapun ia mencoba untuk tidak menangis, air mata itu tetap keluar dari kedua matanya.

‘Neon joahae..’

Ingatan saat Kyuhyun mengatakan perasaannya kembali terbayang di benak Minhyun. Apa namja itu lupa kalau ia pernah menyukai Minhyun? Apa namja itu lupa saat-saat ia menjadi arwah bersama Minhyun? Apa namja itu tidak bisa mengingat dirinya?

.

.

FLASHBACK

“Cho Kyuhyun, selamat tinggal,” bisik Minhyun lirih di sela isak tangisnya. Ia tidak ingin menangis, ia bukan yeoja yang cengeng. Namun entah kenapa hatinya begitu sakit saat melihat Kyuhyun kembali menjadi manusia, seolah akan terjadi hal buruk saat namja itu kembali menjadi manusia.

Perlahan cahaya yang menyelimuti tubuh Kyuhyun padam dan menampakkan tubuh seorang namja yang terlihat seperti tertidur dengan tenang.

BRAAKK!

“Apa yang kau lakukan pada Kyuhyun-KU, yeoja sialan?!” Pintu besi yang harusnya terbuka dengan saaaangat lambat itu menjeblak terbuka karena ditendang oleh seorang yeoja. Yeoja itu berjalan menghentak-hentak ke arah Minhyun dan menjambak rambut Minhyun kasar.

“Beraninya kau berada di sini, hah!?” teriak yeoja itu tanpa melepaskan tangannya dari rambut Minhyun.

Sementara itu Minhyun hanya meringis sambil memegangi rambutnya yang ditarik-tarik Victoria dengan kasar.

Nickhun yang sejak tadi diam di belakang akhirnya memeluk Victoria untuk menenangkan yeoja yang tengah mengamuk tersebut. “Sudahlah, Vic. Minhyun kesakitan. Lepaskan tanganmu dan ayo kita bicara baik-baik.”

“Andwae! Yeoja ini berniat buruk pada Kyuhyunku. Dia pasti ingin mencuri tubuh Kyuhyunku.”

“Vic, lepaskan tanganmu. Kau melukai yeoja ini!” teriak Nickhun. Victoria akhirnya melepaskan tangannya dari rambut Minhyun. Kini yeoja itu tengah terisak sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

“Hiks, Kyuhyunnie,..”

Nickhun membantu Minhyun berdiri dan merapikan rambutnya. Namja itu membawa Minhyun ke luar meninggalkan Victoria yang masih terisak di dalam.

“Gwaenchanha? Maafkan Victoria, dia benar-benar sensitif dengan tubuh Kyuhyun.”

Minhyun mengusap sisa-sisa air matanya dengan kasar dan memaksakan diri untuk tersenyum. “Gwaenchanhayo, oppa. Setidaknya aku sudah bisa melihat Kyuhyun.”

Nickhun tersenyum sambil mengusap-usap rambut Minhyun lembut. “Yeoja itu selalu bersikap seolah-olah di dunia ini hanya ada Kyuhyun dan dia tidak pernah menyadari kalau ada namja yang selalu mencintainya. Ck, menyebalkan.”

Minhyun terkikik geli mendengar ucapan Nickhun. “Oppa, bersabarlah. Suatu saat nanti pasti Victoria-ssi akan jatuh hati pada oppa.”

“Yah, bagaimanapun caranya aku akan membuat yeoja itu mencintaiku. Sekarang aku harus mengantarmu kembali ke apartementku. Kajja!” Nickhun mulai berjalan sambil menggandeng tangan Minhyun.

“Mm, oppa.. Urusanku di sini sudah selesai. Lagipula aku tidak bisa terus-terusan meninggalkan pekerjaanku. Sepertinya besok aku harus kembali ke Korea.”

Nickhun menghentikan langkahnya. “Secepat itu? Padahal aku ingin membawamu mengelilingi China.” Nickhun memasang wajah murungnya. “Baiklah, besok aku akan mengantarmu kembali ke Korea.”

“Mm, aniyo. Oppa tetap di sini saja menemani Victoria-ssi. Aku bisa kembali sendiri kok,” tolak Minhyun halus.

“Ani. Aku yang membawamu ke sini, aku juga yang harus mengembalikanmu. Lagipula aku juga ingin menjauhkan Victoria dari namja itu.”

Minhyun hanya menganggukkan kepalanya. Kyuhyun.. Entah setelah ini ia masih dapat bertemu dengan namja itu lagi atau tidak.

FLASHBACK END

.

.

Pintu toilet terbuka, menampakkan seorang yeoja pirang dengan sebuah kacamata yang membingkai mata indahnya. Minhyun buru-buru menghapus air matanya dan menampakkan senyuman yang dipaksakan.

“Annyeong Tiffany-ssi,” sapa Minhyun dengan suaranya yang parau.

Tiffany mendekati Minhyun dan membelai rambut hitam Minhyun. “Apa karena namja itu kau begini? Apa namja itu telah menyakitimu?”

Minhyun mengerjap-ngerjapkan matanya bingung. “N-namja?”

“Cho Kyuhyun. Apa yang sudah ia lakukan padamu sampai kau seperti ini?”

Minhyun terbelalak mendengar ucapan Tiffany. Ia bertanya-tanya bagaimana Tiffany bisa mengetahui tentang Kyuhyun.

“Jangan terkejut seperti itu. Aku adalah sepupunya dan aku bisa melihat arwah. Ia selalu mendatangiku dan bertanya padaku bagaimana menampakkan dirinya padamu tanpa membuatmu ketakutan. Ia selalu bercerita tentang dirimu,” terang Tiffany.

Minhyun tepana mendengar penuturan Tiffany. Perlahan air matanya kembali turun dengan deras. Ia menangis di pelukan Tiffany.

“Ssh, uljima. Apa yang namja bodoh itu lakukan?” tanya Tiffany lembut sambil menepuk-nepuk punggung Minhyun menenangkan.

“Dia, hiks.. Kyuhyun melupakanku, hiks,..” ucapnya sambil sesekali sesenggukan.

“Uljima.. Namja bodoh itu tidak melupakanmu kok.”

Minhyun menghentikan tangisannya dan melepas pelukan Tiffany agar dapat melihat mata yeoja itu. Ia begitu terkejut mendengar ucapan Tiffany. Benarkah Kyuhyun tidak melupakannya?

“Dia tidak melupakanmu, dia hanya tidak bisa mengingatmu dengan baik,” ucap Tiffany kalem, membuat Minhyun kembali menangis. Kalau begitu sih namanya sama saja..

“Kau tau? Akhir-akhir ini Kyuhyun sering sekali bercerita kalau dia selalu bermimpi tentang seorang yeoja. Katanya, yeoja itu bersama dengan seekor kucing dan malaikat tanpa sayap,” terang Tiffany.

‘Leeteuk!’ Minhyun teringat pada malaikat tanpa sayap dengan lesung pipi indahnya yang ia temui pada hari terakhir ia bersama Kyuhyun. Apakah malaikat itu masih bersamanya?

“Kyuhyun bercerita kalau ia merasa pernah bertemu yeoja yang ada dalam mimpinya itu tapi ia tidak dapat mengingatnya. Aku sangat yakin kalau yeoja yang ada dalam mimpinya itu dirimu, bukan begitu?” tanya Tiffany sambil mengedipkan sebelah matanya pada Minhyun. “Apa kau menyukai Kyuhyun?”

Pipi Minhyun merona saat mendengar pertanyaan Tiffany. “A-aniyo. B-bagaimana mungkin aku m-menyukai namja seperti dia,” jawab Minhyun gugup. “Lagipula dia akan bertunangan.” Ekspresi Minhyun mendadak menjadi sedih saat ia mengucapkan kalimat terakhirnya. Ia merasa jantungnya ditusuk-tusuk dengan pisau saat mengetahui pertunangan Kyuhyun dengan yeoja yang pernah menjambaknya dulu.

“Victoria? Cih, aku tidak akan merestuinya.”

“W-waeyo?”

Tiffany berdecak sebal. Ia melipat kedua tangannya di depan dada dan menyandarkan punggungnya di pintu kubikel toilet. “Yeoja itu lebih buruk daripada rubah berwajah sembilan. Benar-benar menyebalkan.”

Minhyun mengerutkan alisnya heran. “Victoria-ssi kan manis dan baik. Kenapa Agassi tidak menyetujuinya?” tanya Minhyun penasaran.

“Ck, dia memang manis dan baik hanya di depan Kyuhyun dan Cho Immo. Perlu ditekankan sekali lagi, hanya di depan mereka saja! Dia bersikap menyebalkan padaku dan menyuruhku menjauhi Kyuhyun. Enak saja, aku ini kan sepupunya. Dan yang paling parah dia menyebut Kyuhyun miliknya! MILIKNYAAH!!” teriak Tiffany kalap sambil menggebrak-gebrak pintu kubikel. Minhyun menciut melihatnya.

Tiffany kembali terlihat tenang. “Aku lebih menyetujui Kyuhyun bersamamu. Lagipula sepertinya ada seorang namja yang menyukai yeoja China menyebalkan itu. Namja itu berkali-kali membujuk Victoria pulang namun selalu berakhir dengan bentakan dan pukulan di lengannya. Ckckck, benar-benar yeoja yang mengerikan.”

“Geurae? Ahahaha..” Minhyun tertawa hambar. Dalam hati ia menyetujui ucapan Tiffany yang menyebut Victoria mengerikan. Ia pernah merasakan bentakan dan jambakannya.

“Bahkan Ahra eonni saja pernah ditamparnya. Ck, benar-benar yeoja yang berani. Aku tak habis pikir kenapa Kyuhyun mau saja bertunangan dengan yeoja setan itu?” Tiffany mendengus gusar.

“A-Ahra?”

“Aah, kau belum tahu  ya? Cho Ahra adalah Kyuhyun noona. Dia yeoja yang sangat baik tapi bisa sangat mengerikan. Bahkan lebih mengerikan daripada Victoria. Tapi setidaknya Ahra eonni bukan rubah berwajah sembilan,” terang Tiffany.

Minhyun tertawa mendengarnya.

“Ahra eonni pasti akan senang sekali bertemu denganmu. Bagaimana kalau kita pergi ke rumah mereka?” usul Tiffany semangat.

“Ah, tapi aku masih harus bekerja.”

“Aigoo,..” Tiffany menepuk lengan Minhyun. “Tentu saja setelah kau selesai bekerja. Arasseo?”

“Ye, arasseoyo. Aku harus bekerja lagi. Annyeong Agassi.” Minhyun membungkukkan badannya dan pergi meninggalkan Tiffany.

“Benar-benar yeoja yang manis. Sayang sekali dia jatuh cinta pada namja pabo seperti Kyuhyun.”

.

.

Setelah selesai bekerja Tiffany benar-benar mengajak Minhyun ke rumah keluarga Cho. Minhyun benar-benar gugup. Ia merasa seperti orang asing. Selain itu ia juga takut jika nanti bertemu dengan Kyuhyun dan Victoria.

“Immoooo~ Eonniii~ annyeooong~” teriak Tiffany saat mereka sudah berada di depan rumah mewah yang merupakan milik keluarga Cho.

Tak lama kemudian, pintu rumah itu terbuka menampakkan seorang yeoja paruh baya yang masih terlihat cantik.

“Aigoo~ Uri Stephaniee~ dan siapa yeoja cantik yang bersamamu ini?” tanyanya ramah. Minhyun membungkukkan tubuhnya untuk memberi hormat.

“Lee Minhyun imnida,” ucap Minhyun sopan.

Kyuhyun eomma tersenyum lembut. “Aigoo~ manisnyaa.. Ayo cepat masuk. Di dalam ada Ahra dan Donghae.”

‘Donghae? Siapa lagi itu?’

Tiffany segera menarik tangan Minhyun masuk ke dalam. Ia mengajak Minhyun menaiki tangga dan menuju ke sebuah ruang baca.

“Eonni, oppa. Lihat siapa yang kubawa. Taraa~” teriak Tiffany semangat.

Minhyun segera membungkukkan badannya memberi hormat.

‘Omo! Jinjja yeppeo!’ batin Minhyun saat melihat Ahra.

Ahra tersenyum manis dan mendekati Minhyun. “Omo! Neomu kyeopta! Apa kau Minhyun?” tanya Ahra ramah.

Minhyun menganggukkan kepalanya. “Ne.”

Ahra bertepuk tangan heboh.

‘Mirip Kyuhyun ternyata.’ Minhyun sweatdrop.

“Tiffany sering bercerita tentang dirimu. Dia bilang kau yeoja yang sangat menyenangkan. Panggil aku eonni saja, Ahra eonni. Arasseo?” Ahra begitu bersemangat berbicara sambil menarik tangan Minhyun untuk duduk di sebelahnya.

“A-ah, geurae,” jawan Minhyun seadanya. Ia tidak tau harus merespon Ahra yang sedang kelewat bersemangat ini seperti apa.

“Ahra chagi, kau tidak mengenalkanku padanya, eh? Aku ini kan akan menjadi kakak iparnya,” ucap namja yang tadi bersama Ahra.

Wajah Ahra menjadi bersemu merah saat mendengar ucapan namja itu. “Yak! Apa yang kau katakan, hah? Siapa bilang kita akan menikah?”

Tiffany tertawa melihat tingkah Ahra yang malu-malu itu. “Ya, eonni. Akui sajalah. Eonni kan sangat ingin menikah dengan Donghae oppa. Kau bahkan bilang ingin mempunyai anak nam—mmphhh.“ Ucapan Tiffany terpotong karena Ahra buru-buru membekap mulutnya.

“Ya! Jangan percaya apa yang dikatakan Tiffany!”

Donghae tertawa sambil menepuk-nepuk kepala Ahra sayang, “Gwaenchanha, aku juga mau punya anak namja kok.”

Ucapan Donghae membuat wajah Ahra bersemu merah. “A-apa yang kau katakan, hah? Pabo!” ucapnya gugup.

“Ehem, Eonni dan Oppa cepat menikah sajalah. Lalu nanti Minhyun dan si setan itu akan menyusul. Iya kan, Minhyun-ah?” tanya Tiffany sambil mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda Minhyun.

“Mwo?! A-agassi tadi b-bilang apa?” Minhyun terbata.

“Yaah, aku sih sangat setuju kalau yang menjadi istri namdongsaengku adalah Minhyunnie, daripada yeoja menyebalkan itu. Huh, sampai mati pun aku takkan rela menyerahkan Kyuhyun pada yeoja seperti dia. Cuih,” ujar Ahra.

“N-naega waeyo?”

Ahra tersenyum manis ke arah Minhyun. Ia mendekatkan wajahnya ke arah telinga Minhyun. “Aku tahu tentang arwah Kyuhyun yang tinggal bersamamu, termasuk perasaan Kyuhyun kepadamu,” bisik Ahra dengan suara kecil.

Mata Minhyun melebar saat mendengar ucapan Ahra. Namun saat ia membuka mulutnya untuk berbicara, terdengar suara bel dari lantai bawah.

“Annyeong, kami pulaaang~” teriak seorang namja yang bisa dipastikan adalah Kyuhyun.

Kami?

“Ck, lagi-lagi si magnae itu membawa yeoja rubah itu ke sini,” gumam Tiffany pelan.

Ceklek.

“Noo—eh, ada tamu?” Kyuhyun membuka pintu lebar-lebar. Di belakangnya tampak Victoria yang mengaitkan tangannya dengan tangan Kyuhyun. Mereka masuk bersama ke dalam ruangan itu.

Victoria yang melihat sosok Minhyun sontak melebarkan matanya terkejut. “Kau?!”

“Eh, kau mengenalnya?” tanya Kyuhyun.

“Ah, ani,” jawab Victoria singkat sambil memelototi Minhyun yang hanya menundukkan kepalanya.

“Kau tidak ingin mengenalnya, Kyu?” tanya Ahra sambil melayangkan deathglare ke arah Victoria yang mulai bergelayut manja di lengan Kyuhyun.

Kyuhyun melirik Minhyun tanpa minat. Ia menghela nafas singkat. “Nugu?”

“A-aku—“

“Kau tak mengingatnya?” potong Tiffany tiba-tiba sambil merangkulkan tangannya pada bahu Minhyun. Ia mengusap-usap punggung Minhyun lembut.

Tanpa sadar Minhyun menahan nafasnya saat menunggu jawaban Kyuhyun.

Kyuhyun menatap Minhyun dari ujung kaki sampai ujung kepala. “Memang aku mengenal yeoja macam dia? Tidak seksi sama sekali.”

Ucapan Kyuhyun membuat hati Minhyun terasa seperti hancur berkeping-keping. Bahkan ia seperti mendengar suara pecahan hatinya.

“Ya! Jaga omonganmu, Kyu! Bagaimanapun juga dia adalah yeoja yang—“ teriak Ahra emosi namun segera dipotong oleh Donghae.

“Pergilah, Kyu. Suasana hati Ahra saat ini memang sedang tidak baik.” Donghae berucap perlahan sambil menatap Ahra lembut, berusaha menenangkan Ahra yang emosinya sedang meledak-ledak.

“Cuih.” Kyuhyun mendecih pelan sebelum menarik tangan Victoria keluar dari ruangan itu. Ia keluar dengan membanting pintu keras.

“Dasar yeoja sialan! Dia membuat Kyuhyun-ku menjadi seperti itu. Tidak akan kumaafkan!” teriak Ahra sambil memukul bahu Donghae sebagai pelampiasan.

Donghae membawa Ahra keluar untuk menenangkan yeoja yang tengah kesal dengan kelakuan namdongsaengnya itu.

Minhyun yang sedari menahan sakit hanya dapat terdiam. Ia tidak mengerti mengapa hatinya terasa sakit sekali saat melihat Kyuhyun bersama Victoria. Ditambah lagi namja itu tidak mengingatnya dan sepertinya tidak tertarik padanya.

Setetes kristal bening jatuh dari pelupuk mata Minhyun. Tubuhnya meluruh seiring dengan tangisannya yang semakin deras. Ia ingin mengeluarkan semua perasaan sakit dan terluka yang dirasakannya.

‘Kyu, kau bilang kau menyukaiku.. Kau menyukaiku.. Kau pasti menyukaiku..’

.

.

Minhyun duduk termenung di atas ayunan sendirian. Saat ini ia tengah berada di taman kecil yang berada di dekat rumah Kyuhyun. Selama di rumah Kyuhyun tadi tak pernah sekalipun Kyuhyun berbicara padanya, bahkan sekedar meliriknya pun tidak. Ia terlalu sibuk bermesraan dengan Victoria, calon tunangannya.

Dada Minhyun terasa sesak setiap kali mengingat Kyuhyun akan bertunangan dengan yeoja lain. Rasanya seakan ada ribuan batu yang berhimpitan di dalam dadanya dan membuatnya sulit bernafas.

Ia menatap sebuah benda yang sedari tadi digenggamnya, undangan pertunangan. Ya, dua minggu lagi Kyuhyun akan bertunangan dengan Victoria dan itu membuat Minhyun serasa ingin mati.

“Hiks..”

Isakan lembut mulai terdengar dari mulut kecil Minhyun. Bahunya bergetar naik turun.

“Nappeun nam! Jinjja nappeun nam!!” ucap Minhyun di sela-sela isakannya.

Tuk.

Minhyun merasakan sesuatu yang hangat menempel di pipinya. Ia mendongakkan wajahnya dan melihat segelas kopi hangat yang masih mengepul ditempelkan di pipinya oleh namja yang menjadi penyebabnya menangis. Tanpa mengacuhkan Kyuhyun, Minhyun kembali menundukkan wajahnya dan menangis.

“Y-ya! Kenapa menangis lagi sih?”

Minhyun menyedot ingusnya yang hampir keluar. “Hiks,.. Untuk apa kau ke sini? Sana pergi!” ucap Minhyun ketus sambil sesekali melirik Kyuhyun dari sudut matanya.

Namun bukannya pergi, Kyuhyun malah duduk di atas ayunan di sebelah Minhyun.

“Haah, dinginnya~” ucap Kyuhyun sambil menyesap kopinya. Ia mengabaikan tatapan kesal Minhyun yang ditujukan padanya.

“Kenapa malah duduk? Pergi!” Minhyun mendorong tubuh Kyuhyun lumayan keras sampai Kyuhyun terjungkal ke bawah dengan wajah yang menempel di pasir terlebih dulu.

Melihat posisi lucu Kyuhyun yang menungging membuat Minhyun mau tak mau tertawa. Ia merasa kembali mengalami hal yang mirip dengan saat pertama kali mereka bertemu.

“Huh, bukannya minta maaf kau malah tertawa.” Kyuhyun bangkit dari posisi tidak elitnya sambil membersihkan pasir yang menempel di wajahnya.

Minhyun menahan tawanya. “Mian, mian.” Tanpa sadar Minhyun berdiri dan ikut membersihkan wajah Kyuhyun dengan tangannya.

Grep~

Tiba-tiba Kyuhyun menggenggam tangan Minhyun yang masih berada di wajahnya. Ia menatap Minhyun lama. “Aku merasa pernah melihatmu sebelumnya. Apa aku mengenalmu?” tanya Kyuhyun dengan suara beratnya yang terdengar sangat, ehem, manly.

Wajah Minhyun memerah. Ia mencoba menghindari tatapan tajam Kyuhyun dengan cara memalingkan wajahnya ke samping. Ia menarik tangannya yang masih berada dalam genggaman Kyuhyun namun Kyuhyun semakin erat menggenggamnya seolah tak mau melepaskan tangan lembut Minhyun.

“Tatap aku, Lee Minhyun.”

-TBC-

Cuplikan Part Depan:

“Menangislah sekarang, tapi setelah itu tersenyumlah.”

“Aku bisa ada di sini karena Victoria. Entah bagaimana caranya dia yang mengembalikan jiwaku pada ragaku. Victoria menceritakan itu semua padaku di hari pertama aku sadar.”

————————————————————-

AN (Author Note)

Annyeong readeeeers. Apa kabar semuaaa? Apakah sudah ada yang lumutan menanti kelanjutan FF ini yang nggak muncul-muncul. Salahkan author yang dengan nistanya lupa jalan cerita *dicakar readers* Oyaaaa, sebentar lagi sesi tanya jawab (FAQ) FF ini bakal keluar loooh, semacam selingan gituuu.. Di situ nanti mungkin author bakal ngasih sedikit—sedikiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittt banget—clue buat kelanjutan dan ending FF ini. Tapi saking sedikitnya, mungkin malah nggak ada *dilempar ke laut* -_- Ehehe, readers yang menanti kelanjutan FF ini yang sabar yaaa, author kan babo, jadi musti mikir ekstra buat nulisnya. Tapi tenang, author udah nyicil dikit-dikit kok. Paling seminggu seperempat kalimat. Itu pun kalo lagi nggak ada tugas *dirajam readers*.

Yah, satu pesan author. Yang sabar ya nunggu kelanjutannya. Jangan lupa komennyaaaaa~